Inilah 5 Salah Terjemah Yang Paling Memalukan Sepanjang Sejarah
Dengan pertumbuhan pasar bebas dan globalisasi, beberapa aspek kehidupan pun terpengaruh langsung maupun tidak langsung. Hal itu juga berhubungan dengan komunikasi antara pihak-pihak penting atau perwakilan ataupun delegasi negara satu ke negara lainnya. Dikarenakan keterbatasan bahasa yang dikuasai oleh para delegasi tersebut, seringkali jasa translator atau penerjemah sangat dibutuhkan untuk membantu para delegasi menyampaikan informasi kepada orang yang berlainan bahasa. Misalnya, seorang delegasi Indonesia datang ke Thailand. Maka translator berjasa untuk menerjemahkan informasi dari bahasa Indonesia ke bahasa Thailand. Kali ini saya akan menyuguhkan berita unik yakni mengenai beberapa salah terjemah yang paling memalukan di sepanjang sejarah.
1. Jimmy Carter
Mantan presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter pernah mengalami perlakuan buruk dan kemarahan masyarakat Polandia dikarenakan seorang translator amatir bernama Steven Seymour yang salah menerjemahkan pernyataannya. Jimmy Carter yang pada tahun 1977 mengadakan kunjungan dinas ke Polandia mengatakan: “Saya datang untuk belajar pendapat anda dan memahami keinginan anda di masa mendatang” menjadi “Saya tertarik pada orang-orang Polandia secara jasmaniah". Kesalahan ini juga dilakukan oleh Steven Seymour selama beberapa kali dan menyebabkannya menjadi translator yang buruk dan memalukan.
2. Seorang Delegasi Spanyol
Pada beberapa tahun yang lalu, seorang delegasi berasal dari negara Spanyol sedang mengadakan rapat dengan orang-orang Perancis. Pada kala itu, dia sangat malu dikarenakan kesalahan terjemah oleh seorang translator. Saat itu, dia meminta izin melalui mikrofon dengan mengatakan, “Permisi, Saya sedang demam. Fakta uniknya adalah sang translator menerjemahkan kalimat itu menjadi, “Permisi, Saya sedang konstipasi (sembelit). Oleh karena itu, para tamu atau undangan di tempat itu tertawa terbahak-bahak meski delegasi itu melurusan kesalahpahaman.
3. Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev
Kali ini, Perdana Menteri Uni Soviet bernama Nikita Krushchev mengalami hal yang memalukan dikarenakan salah terjemah oleh sang translator. Terlebih lagi, pertemuan berlangsung dengan duta besar negara-negara barat. Nikita Krushchev saat itu sedang mengatakan “Mau atau tidak, sejarah ada di pihak kita. Kita akan menggalinya". Ketika sang translator mengatakan “Aku akan menguburmu”.
4. Perdana Menteri Jepang, Kantaro Suzuki
Kesalahan pada penerjemahan yang dilakukan oleh seorang translator dan dialami oleh perdana menteri negara matahari terbit atau Jepang yang bernama Kantaro Suzuki. Fakta unik ini terjadi pada tanggal 27 Juli 1945. Jadi, kesalahan ini terjadi 70 tahun yang lalu. Saat itu dia merespon dengan "Mokatsu" yang berarti tidak ada komentar. Akan tetapi translator tersebut menerjemahkan dengan menggunakan pernyataan “Membunuh dalam kesunyian". Hal inilah yang menyebabkan Amerika Serikat merespon hasil terjemahan yang buruk itu dengan menyulut bom atom di Nagasaki dan Hirosima.
5. Hillary Clinton
Setelah perang Georgia, hubungan Amerika Serikat dan Rusia semakin memburuk. Hal ini disebabkan oleh Amerika yang mendukung Georgia dan Ukraina untuk masuk ke dalam NATO dan merancang ide untuk membuat missile shield base di Amerika Serikat. Saat itu, Mei 2009, Perkataan “Reset” inilah yang menyebabkan Hillary mengalami aib yang memalukan. Hillary mengucapkan reset diterjemahkan sebagai overloaded atau muatan penuh. Padahal, kata reset itu berarti memulai kembali dari awal.
Demikian ulasan tentang 5 salah terjemah yang paling memalukan. Semoga artikel ini bermanfaat :)
0 Response to "Inilah 5 Salah Terjemah Yang Paling Memalukan Sepanjang Sejarah"
Posting Komentar