-->

Inilah Perbedaan Film Attack On Titan Dengan Manga Dan Anime


Ada segudang perbedaan film Attack on Titan dengan versi manga dan animenya. Perbedaan ini juga yang menjadi kontroversi penyebab jeleknya rating film ini. Ada beberapa kritikus yang menganggap perbedaan-perbedaan film Attack on Titan tidak memberi keunikan, namun malah menjatuhkan filmnya dan mengasingkan fans karya aslinya. Tapi apa saja sih bedanya? Mari kita lihat perbedaan yang paling menonjol! Tapi hati-hati spoiler buat yang masih ingin nonton.

1. Hubungan Eren Dengan Orang Tuanya
Baik manga dan anime Attack on Titan mengedepankan hubungan Eren dengan Grisha dan Carla Yeager, ibu dan ayahnya. Jebolnya Wall Maria berujung kepada kematian berdarah sang ibu, yang menjadi motivasi utama Eren untuk berhasrat membantai semua titan.

Di film, Carla Yeager dikatakan sudah terlebih dahulu mati saat Eren masih kecil. Tak ada tanda-tanda kematian beliau mempengaruhi Eren. Kejadian traumatis yang menimpa Eren saat jebolnya tembok pun digeser oleh sutradara Shinji Higuchi ke… Mikasa. Ya, untuk yang belum nonton tapi baca artikel ini, Mikasalah yang diperlihatkan dalam ancaman titan saat makhluk-makhluk ini menyerang.

Ini termasuk perubahan yang merugikan filmnya. Jujur, ini seperti melihat latar belakang Spider-Man, namun dengan Paman Ben dihilangkan. Apa lagi karena Mikasa kemudian ditemukan masih hidup dan sehat, mengesampingkan luka gigit mengerikan di tubuhnya. Kematian orang-orang lain di Distrik Monzen tak terlalu berpengaruh karena Eren tak pernah diperlihatkan dekat dengan satu pun dari mereka. Mengingat semua yang benar-benar dekat dengan dia (Armin, Souda, Mikasa) ternyata masih hidup, ia malah terlihat sedikit lebih beruntung dari yang lain.


2. Hubungan Eren Dengan Mikasa
Mikasa versi manga adalah pelindung setia Eren. Bahkan sejak mereka masih kecil pun Mikasa selalu ditampilkan sebagai yang paling kuat di antara keduanya, kecuali saat gadis itu diculik sebelum tinggal bersama keluarga Yeager. Ia akan melakukan apapun untuk memastikan Eren aman, termasuk hampir membantah perintah atasan.

Versi film, tidak ada indikasi kalau Mikasa pernah diselamatkan Eren atau mereka adalah saudara angkat. Syal merah Eren diberikan ke Mikasa saat mereka nekat melihat-lihat tembok di awal film. Mereka pun lebih terasa seperti pacar ketimbang sepasang saudara angkat. (Walau di manganya pun jelas sekali Mikasa menyukai Eren).

Perbedaan paling menonjol: Mikasa dijadikan “korban” titan saat dinding pertama jebol. Eren tak dapat menyelamatkan gadis itu saat dia hampir diserang titan, dan ketika Mikasa lenyap ia langsung berasumsi kalau Mikasa telah mati.

Saat Eren menemukan Mikasa kembali, gadis itu sepertinya menyalahkan Eren sepenuhnya atas tragedi yang menimpa dirinya. Alih-alih pelindung setia Eren, Mikasa versi film – awalnya – bisa dengan dingin mengabaikan Eren saat pemuda itu hampir mati. Tentu saja, perbedaan ini membuat amukan dingin Mikasa saat mendengar Eren telah terbunuh tidak sekuat versi manga maupun animenya. Karenanya ini adalah salah satu perbedaan film Attack on Titan yang membuatnya lebih buruk.


3. Sentuhan Post Apocalypse
Sebenarnya manga Attack on Titan juga memiliki sentuhan post apocalypse. Bagaimana tidak? Bahkan prolognya pun mengambil latar seratus tahun setelah manusia diserbu titan! Tapi melihat peninggalan-peninggalan di luar benteng (botol anggur dan makanan kaleng di Kastel Utgard misalnya), sepertinya teknologi terakhir manusia sebelum serangan titan maksimal setara dengan Eropa -minimal- tahun 1800an.

Sekarang, lihat saja bentuk gedung di gambar promo di atas. Itu jelas bukan struktur tahun 1800, mau di Jepang mau di Eropa. Di bagian awal film saja kamu bisa menemukan rongsokan helikopter dan misil. Kemudian kalau di manga Eren dan kawan-kawan biasa menggunakan kuda, di sini mereka tanpa ragu mengendarai truk berpelindung. Jelas “seratus tahun” sebelum serangan titan di sini berbeda sekali dengan di manga.

Bahkan senjata Hans pun adalah RPG dan peluncur roket modern.

Perbedaan film Attack on Titan yang ini tidak terlalu mengganggu sebenarnya, kecuali kalau kamu benar-benar ingin melihat pemandangan indah dunia di manga disajikan di sini. Ini strategi yang bisa dimaklumi untuk menghemat dana, agar tim produksi tidak perlu sampai syuting di Jerman segala.


4. Perubahan Nama Dan Penambahan Karakter
Perbedaan film Attack on Titan yang satu ini sudah terlihat dari saat materi promo dirilis. Ada karakter penting yang sepenuhnya dilenyapkan, karena alasan nama dan entah apa lagi (Levi, Reiner, Berthold, Annie, Connie). Ada karakter yang terasa sekedar diganti nama dan dimodifikasi latarnya (Souda, orang di atas, memiliki latar belakang Hannes). Dan ada juga karakter-karakter baru yang latarnya sama sekali berbeda dari semua tokoh manga, hingga tak salah lagi mereka karakter asli yang diciptakan untuk film ini. (Hiana, Sannagi, Shikishima).

Kesan penulis? Shinji Higuchi dan penulis naskah film ini sepertinya begitu tidak kreatif, hingga mereka bahkan tak mampu memasukkan karakter populer seperti Levi dan Annie ke dalam film. Absennya Annie terutama menumpulkan kedalaman Eren. Dia kehilangan mentor yang mengajarinya teknik bertarung efektif, serta mematikan potensi tragedi untuk bagian film berikut.


5. Detil-Detil Misi
Sisa perbedaan bisa ditemukan di dalam plot film. Di antaranya

-Eren, Mikasa, dan Armin sudah remaja saat tembok pertama dibobol. Mereka masih anak-anak saat Wall Maria dibobol di manga.

-Eren menghadapi para titan sebagai anggota Survey Corps. Di manga, dia baru menjadi anggota resmi Survey Corps setelah ia dibebaskan dari pengadilan. Sebelumnya dia adalah anggota dari divisi pelatihan 104, yang belum sempat memilih divisi saat Wall Rose diserang titan.

-Di sepanjang film tembok yang dijebol juga hanya satu: tembok di awal film, pengganti Wall Maria. Hingga film berakhir, tembok kedua masih aman.

-Tembok di manga dan anime disusun dari rangkaian Colosal Titan. Melihat strategi untuk menutup lubang (meledakkan bagian atas tembok untuk menyegelnya), sepertinya tidak demikian di sini. Kalau iya, melakukan itu berisiko membebaskan para titan di fondasi dinding.

-Meski begitu, detil-detil plot di film ini mengambil bagian dari penyerbuan Wall Rose. Termasuk di antaranya perubahan Eren menjadi titan dan kejadian yang berhubungan dengan itu (Mikasa beraksi nekat setelah mendengar kematian Eren misalnya, serta Eren menyerang Mikasa, yang seharusnya terjadi saat ia menjadi titan lagi untuk menutup lubang Wall Rose).

-Sasha sudah menggunakan busur dan panah di misi pertamanya.

-Hans secara terang-terangan mengakui belum berhasil menangkap titan untuk dipelajari. Saat Eren bertemu Hans di manga, Hans menunjukkan dua titan tangkapannya: Sonny dan Bean.

-Eren mampu membunuh satu titan dengan usahanya sendiri. Di manga, ia baru membunuh titan sebagai manusia setelah kejadian Kastel Utgard. Titan yang ia habisi sebelum itu ia hajar sebagai Rogue Titan.

Itulah daftar perbedaan film Attack on Titan. Semoga bermanfaat :)

0 Response to "Inilah Perbedaan Film Attack On Titan Dengan Manga Dan Anime"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel